Remaja dan Problem Kenakalanya
Remaja dan Problem Kenakalanya*Oleh Edy Novianto**Berbincang tentang dunia remaja amat menyenangkan, mungkin karena saat ini diri kita berada dalam fase kehidupan ini. Salah satu aspek kajian dunia remaja adalah fenomena kenakalan remaja. Atribut sifat (stereotip) yang diberikan kepada remaja secara mentradisi ini apakah selamanya benar dan dapat di ubah ? Haruskah seorang remaja dikatakan wajar jika melakukan kenakalan dan apakah kenakalan hanya dilakukan oleh remaja ?Remaja fase unik dalam kehidupan…..Masa remaja awal(teenagers)terjadi pada kisaran usia 12-18 tahun. Pada masa ini terjadi ‘revolusi’ dalam diri remaja terkait kondisi fisik maupun psikososial.Karakteristik psikologikPada masa remaja terjadi percepatan pertumbuhan fisik karena adanya koordinasi kerja kelenjar–kelenjar yang baik.Biasanya pertumbuhsn antara organ-organ yang ada tidaknya bersamaan sehingga seakan memunculkan kondisi fisik yang kurang proporsional (kurang cocok).Pertumbuhan yang lainya terkait dengan perkembangan seksual yakni meliputi munculnya tanda-tanda kelamin primer (langsung berhubungan dengan proses produksi) dan sekunder (tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi namun menjadi ciri khas yang mencirikan pria atau wanita).Karakteristik psikososialBeberapa karakteristik pada masa ini adalah :Kondisi perasaan dan emosi sangat peka (sensitive) sehingga tidak stabil. Oleh pakar (Stanley Hall) hal ini disebut Storm and stress. Remaja mengalami kelabilan dalam sikap dan perbuatanya, suatu saat penginya belajar sangat rajin namun tiba-tiba ia jadi malas,dsb.Kemampuan pikir mulai kritis (membandingkan dengan apa yang ia sudah ketahui dan menolak hal-hal yang tidak di fahaminya) dan mampu melakukan abstraksi.Kondisi mental saat ini menyebabkan remaja lebih memilih untuk bergaul dengan kelompok sebaya yang sejenis.Rasa ingin untuk mengetahui berbagai hal menyebabkan remaja sering mencontoh / mencoba-coba semua hal yang dilakukan orang dewasa.Kondisi moral terkait dengan hal dorongan seksual remaja sudah nulai berani melakukan sikap-sikap yang menarik perhatian.Menurut pakar (Hurlock) ada bebrapa gejala yang disebutnya ‘negative` fase pada masa ini, antara lain :Keinginan untuk menyendiri (desire for isolation)Berkurang kemampuan untuk bekerja (disinclination to work)Kebosanan (bore do it)Kegelisahan (restlessness)Rasa perlawnan terhadap kekuasaan / kewibawaan orang dewasa (resistance to authority)Kurang percaya diri (lack of confidence)Mulai timbul minat pada lawan jenisKesukaan berandaiBerbagai karakteristik di atas menyebabkan seringkalinya remaja mengalami permasalahan jati diri sehingga sering muncul konflik dalam diri mereka.Lingkungan, disitu kita hidup disitulah kita di bentuk…..Pengaruh lingkungan terhadap perilaku remaja sangat besar. Lingkungan mencakup lingkungan keluarga, masyarakat termasuk sekolah. Berbagai budaya (culture) yang ada seringkali di contoh (adopsi) secara ‘membuta’ oleh remaja. Sehingga tak heran jika remaja berperilaku sejalan dengan apa yang ia terima dari lingkunganya, baik itu perilaku baik atau tercela.Remaja nakal, sebuah proses belajar yang salah jalan…Seseorang dalam kehidupanya selalu mengalami proses belajar yang mana denganya menjadikan kehidupan mereka mnjadi lebih baik/mendekati sempurna. Termasuk remaja, figure unik ini mengalami pembelajaran kehidupan baik dari lingkungan maupun dari dirinya. Proses belajar yang tidak tepat akan memunculkan berbagai perilaku mnyimpang yang sering di namai “kenakalan”.Berbagai bentuk kenakalan antara lain, adanya kebiasaan miras /NAPZA, seks bebas dan sejenisnya, tindakan kekerasan dan kriminalitas. Perilaku-perilaku sebagaimana di atas memang di sebabkan banyak faktor, namun setidaknya awal dari semua itu adalah adanya informasi-informasi yang salah atau tidak proporsional yang di serap remaja . Informasi-informasi yang menjadi sumber belajar ini seringkali diperoleh dari berbagai media ataupun personal (teman-teman sebaya, dewasa, yang tidak faham betul).Kenakalan perlu sikap yang komprehensif (mencakup pada seluruh aspek)…Perilaku menyimpang biasanya terjadi karena adanya niat dan kesempatan. Niat lebih menjadi ganbaran yang menunjuk (representasi) pada kondisi dalam diri (internal) remaja itu sendiri dan kesempatan menjadi representasi dari kondisi luar (eksternal) remaja.Seperti secara singkat di tulis di awal bahwa kondisi internal remaja yang sedemikian sensitif dan labil sangat mudah mencontoh atau di pengaruhi oleh lingkungan.Adanya lingkungan yang memberikan kesempatan bagi remaja untuk belajar yang salah menjadikan mereka melakukan kenakalan-kenakalan tertentu sebagai upaya menunjukan dirinya (aktualisasi) maupun penglihatan /ganti rugi (kompensasi) hasrat yang menggebu dan tak tersalurkan dengan benar.Tentu, dalam memandang masalah ini kiranya perlu adanya pemahaman berbagai hal berikut :Pertama, setiap manusia di berikan daya potensial negatif untuk melakukan kemaksiatan (kefasikan) dan potensial positif untuk melakukan kebajikan /ketakwaan (QS.Asy-syams :8). Dan besar potensial itu selalu berubah (lihat hadist bahwa keimanan kadang naik ,kadang turun). Besarnya potensial inilah yang berpengaruh terhadap munculnya niatan hati yang mana akan sangat mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan (ingat nggak hadist tentang adanya segumpal darah /hati dalam diri manusia yamg samgat mempengaruhi tindakan manusia).Kedua, manusia hidup tidaklah sendiri , ia di hadapkan dengan keniscayaan adanya interaksi sosial, baik dalam bentuk keluarga, komunitas ataupun masyarakat luas. Dalam proses interaksi itulah muncul berbagai aturan, kesepakatan (norma), munculnya kebebasan yang menjadi budaya dan terjadinya saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dengan mengingat karakteristik remaja yang belum punya ketegasan prinsip maka cenderung remaja akan mengikuti alur norma dan budaya yang dianut dalam komunitas /masyarakat baik itu sesuai atau tidak dengan nilai ajaran islam. (Ingat nggak hadist tentang anjuran kita berteman dengan ‘si penjual minyak wangi’ dari pada ‘si pandai besi’ dan hadist tentang teman yang menjadi cermin sifat kita). Secara lebih luas, aturan-aturan yang diundangkan yang juga memnpunyai andil dalam mempengaruhi perilaku masyarakat termasuk remaja.Mengingat kedua hal tersebut, maka usaha yang dapat dilakukan antara lain :Membenahi dan menguatkan kepribadian (islam) kitaUntuk membenahi dan menguatkan kepribadian diri dapat dilakukan dengam kegiatan ritual ibadah, dzikir, mengkaji ilmu agama, dll.Mewujudkan kehidupan masyarakat yang baik (islami)Untuk mewujudkan kehidupan masyaraklat yang islami dapat di awali dari kehidupan keluarga, tetangga masyarakat sampai kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha ini di lakukan dengan konsep amar ma’ruf nahi munkar.Dengan terkendalinya dua faktor di atas maka Insya Allah kemungkinan remaja untuk melakukan ‘kenakalan ‘ mampu tewrkurangkan. Wallahu a’lam…*disampaikan dalam kajian rutin PC IRM Wedi, 25 Maret 2006**Alumnus PC IRM Wedi (ketua KPSDM 2001-2003), ketua umum PD IRM Klaten (2005-2007)
Date: Jumat, 23 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Recent Coments
Widget edited by Seby-Antoe.com
0 komentar:
Posting Komentar